Showing posts with label Opini. Show all posts
Showing posts with label Opini. Show all posts

Friday 7 April 2017

Perihal Hukum dan Rasa Kemanusiaan


Media tengah ramai akan pemberitaan tentang tertangkapnya seorang PNS, Fidelis Arie Sudarwanto, karena menanam 39 batang ganja di kediamannya. Penanaman ganja itu ia lakukan untuk mengobati sang istri, Yeni, yang didiagnosa mengidap penyakit langka, syringomyelia atau tumbuh kista di sumsum tulang belakangnya. Fidelis sempat melakukan berbagai cara, dari berpindah dari satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain, hingga menggunakan cara tradisional namun istrinya tak kunjung sembuh. Lalu Fidelis menemukan di internet bahwa ekstrak ganja mampu menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk penyakit yang dialami istrinya. Referensinya jatuh pada penderita syringomyelia di Kanada yang mampu bertahan hidup dengan tanaman tersebut. Kini sang istri telah tiada, tepatnya 32 hari setelah Fidelis ditangkap petugas BNN dan meninggalkan kedua buah hatinya.

Berita ini ramai diperbincangkan—setidaknya menurut saya, bukan karena banyaknya ganja yang ditanam, atau perihal Fidelis yang notabene seorang PNS dan melanggar aturan hukum dengan menanam ganja. Tapi, lebih kepada pertanyaan: “dimana sisi humanis para penegak hukum?”, “dimana sikap ‘Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’ mereka?” Mungkin benar, hukum harus tetap berjalan, karena di Indonesia, ganja itu ilegal dan termasuk dalam narkotika golongan I. Tapi coba lihat, apakah Fidelis atau Yeni menggunakan ganja untuk bersenang-senang, merasakan sensasi yang ganja berikan pada diri mereka? Jawabannya tentu saja tidak.

Saat ini Fidelis masih berada di dalam bui, sedangkan Yeni telah meninggal dunia karena berhenti diberi pengobatan oleh suaminya. Jika sudah seperti ini, siapa yang akan bertanggung jawab? Siapa yang harus mengurus kedua anaknya? Kakek? Nenek? Om? Tante? Atau, tetangga? Entahlah. Tapi saya harap, pemerintah dan mereka yang berkuasa akan hukum di negara ini, menyudahi saja kasus Fidelis ini. Tunjukkan rasa kemanusiaan kalian jika kalian memang manusia. Lagi pula dimana letak kesulitan meneliti khasiat ekstrak ganja? Saya yakin, terutama di jaman sekarang, alat-alatnya sudah memumpuni begitu pula dengan penelitinya.

Ya, semoga kasus ini cepat selesai dan Fidelis dibebaskan. Diharapkan pemerintah dan para penegak hukum memberi kesempatan bagi para peneliti untuk melihat, apakah benar ekstrak ganja mampu menyembuhkan berbagai penyakit atau tidak? Jika tidak ada khasiatnya, biarkan ia ditahan. Tapi jika benar mampu menyembuhkan, tutup kasusnya dan lepaskan Fidelis. Lakukan revisi pada pasal 8 UU narkotika tersebut.

Sedikit tambahan bagi yang belum mengetahui, Fidelis melanggar pasal 8 UU narkotika yang berisi, “Narkotika Golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan.” Tapi lihat pasal sebelumnya, yaitu pasal 7 yang berbunyi, “Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bagaimana? Silahkan anda nilai sendiri.

Tuesday 9 August 2016

Akun LINE Pembodohan


Mungkin sebagian besar dari lo yang membaca tulisan ini menggunakan social media bernama LINE. Dan sepertinya, gue gak perlu kasih tau lagi kegunaannya apa dan fitur apa aja yang diberikan oleh LINE. Karena selain lo bisa cari informasi itu di google, postingan ini juga bukan postingan review atau postingan yang memberikan tips dan trik menggunakan LINE.

Jadi gini, gue menggunakan LINE sekitar tahun 2012-2013. Dimana saat itu, orang-orang masih banyak yang menggunakan aplikasi BBM untuk chatting daripada LINE. Dan gue, merasakan perubahan yang terjadi sama LINE sampai hari ini. Salah satunya adalah, munculnya LINE@.

Setelah adanya LINE@, gue merasa agak risih saat melihat timeline LINE. Tapi di sisi lain, gue juga merasa dapat pengetahuan baru dan lumayan terhibur dengan beberapa akun LINE@ yang ada. Misalnya, ada akun Berani Beda, yang membahas soal musik. Tatank Galaw, akun humor yang tulisannya alay dan kadang ada sepatah-dua patah kata yang membuat gue ketawa. Ada juga Hidden Secret, yang kontennya membahas masalah politik.

Tapi di antara mereka semua, ada juga akun-akun konyol yang menurut gue (maaf) tidak ada manfaatnya. Sekali lagi, ini menurut gue ya.


1. Akun Quotes Galau

Gue gak tau, Adminnya ini cewek atau cowok. Yang jelas, semua kontennya berisi quotes-quotes galau ngehe yang menjijikkan banget kalau ternyata Adminnya adalah seorang laki-laki.
Gue juga gak tau, apakah di kehidupan nyata, sang Admin adalah orang yang mengisi kesehariannya dengan kegalauan, meratapi nasib, ngikutin trend, atau semua itu dia lakukan hanya sekedar untuk mengejar likes, yang berujung dengan uang?

Ya lo tau, kan, kalau quotes-quotes galau atau apapun yang berhubungan dengan cinta-cintaan, pasti banyak dicari sama orang. Terutama mereka yang masih remaja dan hidupnya dipenuhi oleh drama. Jadi, ya bisa aja akun-akun galau itu cuma mencari materi aja.

2. Akun Video yang Bukan Video

Dulu, akun ini sempat gue ikuti karena kontennya selalu berisi video-video lucu. Tapi belakangan ini, isi kontennya berubah 180 derajat dan tidak sesuai dengan namanya. Akun ini jadi tidak ada bedanya dengan akun-akun galau ngehe yang tersebar luas di luar sana. Udah video gak ada, "menakjubkan" juga nggak. Jadinya, ya nyampah doang.

3. Akun Fakir Like

Ini juga gue gak ngerti, sih. Akunnya semacam survey, tapi gak ada faedahnya gitu. "Like kalau kamu sayang ibu", "Like kalau kamu mau liburan ke tempat ini". Lebih parah lagi, dulu ada akun yang seperti ini, tapi secara gak langsung maksa banget buat dilike. Katanya sih, kalau gak ngelike, kita bisa masuk neraka, dibilang gak sayang ibu, pokoknya tingkat kemanusiaan kita bisa ketauan deh dari kita ngelike atau nggak. Hebat banget, ya?

4. Akun Golongan Darah

Ini nih yang sering banget muncul di timeline gue. Gue gak mau panjang lebar, deh, ngomongin akun ini. Cuma mau nanya aja, gimana caranya, lo bisa tau kepribadian lo atau seseorang dari golongan darahnya? Kalau lo adalah Admin atau pengikut setia dari akun ini, jelasin ke gue gimana caranya lo bisa tau.

Gue waktu sekolah belajar IPA, terutama Biologi. Tapi gue gak pernah diajarin kalau dari golongan darah, kita bisa tau kepribadian seseorang. Entah guru gue yang salah karena gak ngajarin, atau.... (isi sendiri).

5. Akun Pribadi Yang Doyan Like Status Sendiri (BONUS!)

Ini yang paling bikin gue kesel. Lo keliatan banget kalau lagi nyari like yang banyak sampe ratusan bahkan ribuan dengan ngelike status lo sendiri. Orang-orang kayak gini yang menurut gue gak punya kerjaan sama sekali. Misalnya, lo bikin status setahun yang lalu. Terus lo like and share status lo itu biar nongol lagi di timeline dan dengan harapan, yang belum ngelike bakal ngelike status purba lo itu. Biji kuda!

Gini ya, secara gak langsung, lo yang melakukan hal tersebut udah meresahkan banyak temen lo di luar sana. Beberapa temen lo juga pasti mikir, "Anjing, ini orang setiap hari ngelike status sendiri mulu. Pengen gue block, tapi temen." Akhirnya, lo masih bebas berkeliaran di luar sana.


Mungkin gue gak bisa menyalahkan semuanya ke akun-akun tolol di atas. Mereka yang ngelike dan membagikannya ke timeline juga patut disalahkan. Karena, mereka-mereka itulah yang sebenarnya membuat akun-akun pembodohan itu muncul di timeline gue. Kalau lo, atau kita, deh, mulai berhenti menyebarluaskan akun-akun seperti itu, gue rasa orang di balik akun itu juga akan pensiun secara perlahan. Kecuali yang nomor 5, ya. Itu sih emang keliatan banget kalau mereka fakir like.

Oke. Kira-kira itu aja sih yang mau gue sampaikan di tulisan kali ini. Kalau ada sesuatu yang mau lo sampaikan ke gue atau lo merasa tersindir, silahkan komen aja di bawah postingan ini. Justru gue lebih seneng kalau ada yang merasa tersindir. Hehe.

Pesen gue sih cuma satu: Anjing kalian semua yang haus akan like dan eksistensi!

Wednesday 17 February 2016

Valentine Haram?

google.com


Ada banyak perspektif tentang adanya hari valentine yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Beberapa orang merayakannya dengan orang yang mereka sayangi, tapi beberapa orang lagi, lebih memilih untuk tidak merayakannya sama sekali. Alasannya beragam; gak punya pacar, gak punya gebetan, gak ada uang buat ngasih coklat atau bunga, dan yang paling krusial adalah 'karena haram'.

Sebenarnya apa, sih, yang diharamkan dari hari kasih sayang? Kalau gue pribadi, gue kurang setuju dengan pemikiran segelintir orang yang menyatakan valentine itu haram. Karena menurut pemikiran gue yang sempit ini, gak ada yang salah dari mengapresiasikan rasa kasih sayang kepada sesama selama satu hari, entah itu dalam bentuk apapun. Bukankah kita hidup untuk saling mengasihi dan menyayangi semua orang? Terus, kenapa harus diharamkan?

Gue disini netral. Gue tidak merayakannya, tidak juga bilang kalau valentine itu haram. Jadi, untuk lo yang bilang valentine itu haram, coba pikir menggunakan akal sehat lo. Jangan disangkut-pautkan dengan agama terus.

"Gue nggak mengharamkan valentine. Tapi bukannya kasih sayang bisa dirayakan setiap hari? Gak perlu nunggu tanggal 14 Februari dulu, kan?"

Apa kabar dengan hari ibu? Apa menunjukkan kasih sayang sama nyokap harus nunggu hari ibu dulu? Bukannya setiap hari bisa? Apalagi itu nyokap sendiri, yang membesarkan lo sampai detik ini.

Intinya gini, kalau lo mau merayakan, ya, silahkan. Nggak juga gak papa, kok. Jangan mempersulit segala sesuatunya. Lagipula, hari kasih sayang itu gak melulu untuk pacar atau gebetan, kok. Namanya juga kasih sayang. Cakupannya luas. Lo bisa merayakannya dengan memberikan makanan atau pakaian layak pakai kepada mereka yang membutuhkan, sebagai tanda kasih sayang terhadap sesama. Bisa juga membersihkan sampah yang berserakan di sekitar rumah lo, sebagai tanda kasih sayang terhadap lingkungan. Dan masih banyak lagi cara untuk merayakan hari kasih sayang. Gak melulu soal pacar, atau gebetan.

Kalau menurut lo tentang masalah ini gimana? Tulis pendapat lo di kolom komentar ya.

Friday 30 October 2015

Sebelah Mata

Menurut gue, mayoritas orang-orang Indonesia itu hebat-hebat. Bisa menebak dan menilai seseorang atau sekelompok orang itu baik atau buruk, hanya dengan sekali lihat. Ibaratnya, mereka melihat hanya menggunakan sebelah mata aja. Kalau melihat orang bertato, penilaiannya langsung menuju ke kriminalitas atau bahasa enaknya, bukan orang baik-baik. Hebat, ya?
Padahal, belum tentu orang yang bertato itu kriminal atau bukan orang baik-baik. Bisa aja, mereka adalah para pecinta seni yang mau mengabadikan kesenian dengan cara merajah tubuh mereka dengan tato. Iya gak, sih? Sekalipun bukan pecinta seni, misalnya mereka bertato karena alasan ingin terlihat keren, menurut gue sih sah-sah aja. Bebas. Cuma agak sedikit terdengar gak masuk akal aja. Bertato cuma untuk terlihat keren? Coba pikir lagi, deh.
Balik lagi ke soal orang-orang Indonesia yang sering memandang sebelah mata.
Kalau menurut gue, menilai segala sesuatu itu harusnya dari berbagai sudut pandang. Apa yang terlihat baik di depan mata kita, belum tentu sebenarnya itu baik. Begitu juga sebaliknya. Apa yang terlihat buruk di depan mata kita, belum tentu sebenarnya itu buruk. Jadi, perlu menilik lebih lanjut lagi sebelum menilai segala sesuatunya. Emangnya lo mau, kalau dinilai jelek hanya karena penampilan lo aja? Misalnya, lo menyukai penampilan atau gaya ala-ala punk. Dengan jaket kulit hitam dan celana sobek-sobek di bagian dengkul. Terus orang lain yang melihat lo berpikir, lo seperti orang-orang yang gak punya masa depan cerah nantinya. HANYA karena penampilan lo aja, lo dicap gak punya masa depan cerah. Padahal, selama ini lo selalu berusaha yang terbaik untuk masa depan lo. Gak enak, kan?
Makanya, mending sekarang kita sama-sama merubah mindset kita. Belajar untuk gak melihat segala sesuatunya dari satu sudut pandang aja. Siapa tau, dari hal-hal kecil kayak gini, bisa merubah hidup kita jadi lebih baik lagi. Iya gak, sih?
Tulisan ini pernah gue tulis sebelumnya di Hipwee.

Thursday 19 March 2015

Sekilas Tentang Dunia Pertelevisian Indonesia

Selama bulan Maret, gue sibuk menggali ide buat ditulis di blog kusam gue ini. Kadang ide udah dapet, tapi bingung gimana cara gue memulainya. Gue akuin, memulai itu bukan hal yang gampang. Bisa dibilang, gampang-gampang susah, deh.. Tapi kalo kita mau coba terus, pasti bisa ketemu jalan keluarnya kayak gimana.

Contohnya kayak postingan ini. Postingan ini sebenernya pengen gue tulis dan publish di awal bulan Maret kemaren. Tapi, kayak yang gue bilang tadi, gue susah buat memulai. Jangankan memulai bikin paragraf pertama, memulai kenalan sama lawan jenis aja, kadang suka bikin aliran darah gue gak teratur, detak jantung yang gak normal, dan produksi keringat yang berlebih..

Oke. Yang terakhir itu cuma bercanda. Karena hidup itu jangan terlalu dibawa serius. Harus ada yang melenceng sedikit biar gak stress-stress amat.

Nah, postingan ini baru akan dimulai. Jadi, selamat membaca! :)

Kalo dilihat-lihat, acara TV di Indonesia sekarang memprihatinkan banget. Banyak acara yang gak mendidik, dan minim acara yang bisa mendidik para penontonnya, terutama buat anak-anak dibawah umur. Meskipun banyak acara yang gak mendidik, tapi masih banyak juga umat manusia yang menontonnya.

en.wikipedia.org

Pageviews

bayupradhana. Powered by Blogger.

Followers