Saturday 15 June 2013

Perempuan Impianku [PART 2]

Sampai di rumah, aku langsung masuk ke kamarku dan melemparkan tubuhku ke atas kasur. Aku ingin menelfon Jessica, tapi aku takut kalau nantinya aku malah mengganggunya. Tapi, aku harus berani. Ya, harus!

Akhirnya aku beranikan diriku untuk menelfon Jessica.

"Ha.. Hallo."

"Iya? Kenapa Bil?"

"Eh, Jes. Emm.. Tidak. Aku hanya ingin tahu kamu sedang apa hehe."

"Oh.. Aku sedang mencari inspirasi, Bil. Kamu sedang apa?"

"Aku baru sampai di rumah. Apa aku mengganggumu? Jika iya, aku minta maaf ya, Jes."

Kami berdua berbincang ditelfon sangat lama. Kira-kira, dari aku sampai di rumah tadi jam 8 malam sampai jam 11 malam. Tidak apa-apa telingaku terasa panas. Yang penting aku bisa mendengarkan suaranya yang merdu itu. Ya... Walaupun dia sedang tidak bernyanyi.

Keesokan harinya, aku mengajak Jessica untuk menonton film di bioskop. Untuk perempuan secantik dan semanis Jessica, aku kira dia lebih suka film-film yang bernuansa romantis. Ternyata aku salah. Dia lebih tertarik dengan film-film yang berbau action. Untung saja aku bertanya dulu. Jika tidak, mungkin dia akan menolak ajakanku untuk menonton di bioskop.

Sambil berjalan keluar dari keramaian di dalam bioskop, aku mengajak Jessica untuk makan malam.

"Jes, kamu lapar? Bagaimana kalau kita makan dulu sebelum pulang?"

"Boleh. Kebetulan aku memang sudah lapar lagi."

"Oke. Kamu mau makan apa?"

"Sebenarnya aku sangat ingin martabak keju. Tapi, terserah kamu. Aku ikut saja denganmu."

Aku tidak menyangka jika Jessica juga punya kesamaan sepertiku. Ya, makan martabak keju.

Aku pun mencari tukang martabak yang sekiranya dekat dari Mall tempat aku dan Jessica menonton bioskop tadi. Ternyata benar, hanya 100 meter dari Mall itu, aku menemukan tukang martabak yang berada di pinggir jalan.

Jessica ingin makan di taman tempat aku dan dia saling kenal. Aku tidak menolak. Karena tempat itu memang sangat indah.

Sampai di taman, kita berdua makan di kelilingi tanaman-tanaman yang indah. Sambil makan, aku dan Jessica berbincang-bincang. Sepertinya dia memang perempuan yang sangat mengerti bagaimana menjadi pendengar yang baik.

Aku menyayanginya. Menurutku, perasaan itu harus diungkapkan dan tidak boleh dipendam.

"Jes... Aku ingin bicara."

Jessica melihatku bingung. "Ya, bicara saja. Mengapa harus meminta izin dulu? Aku bukan gurumu, Bil." Jessica tertawa.

"Kamu benar juga ya, Jes. Aku sayang padamu, Jes. Kamu mau menjadi pacarku?"

Jessica diam sejenak. Ah... Mungkin aku akan ditolak. Jika memang aku ditolak, aku tidak akan mengurangi rasa sayangku padanya.

"Iya, Bil. Aku mau." Dia ternyum.

"Yang benar? Terima kasih, Jes." Aku pun langsung memeluknya.

Aku merasa hidupku sudah utuh. Karena pada akhirnya, aku bisa mendapatkan seseorang yang benar-benar menjadi impianku. Semoga saja aku bisa bertahan hingga tua nanti bersamanya. Ya, kamu doakan saja.

Part 1 ada disini.

0 comments:

Post a Comment

Pageviews

bayupradhana. Powered by Blogger.

Followers