Victoria

Taman adalah tempat yang sangat indah. Apalagi, jika aku pergi ke sebuah taman bersama kekasihku, Victoria. Aku beruntung dapat menaklukan hatinya. Karena, selain memiliki paras wajah yang indah, ia juga memiliki hati yang seperti malaikat. Bagiku, ia sangatlah sempurna. Ya, walaupun aku tahu bahwa manusia di bumi ini tidak ada yang sempurna. Benar?

Aku dan Victoria sedang berada di sebuah taman. Duduk di sebuah bangku panjang, sembari memakan es krim yang baru saja ia beli di warung belakang taman ini. Hari-hariku terasa sangat indah jika bersamanya. Sungguh. Mungkin, menurutmu aku terlalu berlebihan. Tapi, aku sangat bersungguh-sungguh.

"Kenapa melamun?" Tanya Victoria.
"Ah, tidak... tidak apa-apa," Jawabku, gugup.
"Hmm... sedang melamuni siapa? Perempuan lain ya?"
"Tidak. Aku sedang tidak melamuni siapa-siapa kok. Sungguh."
"Haha tenang saja. Aku hanya bergurau kok. Jangan memasang wajah terkejut seperti itu, ah."
"Hehe iya-iya."
"Bimo, aku sangat menyayangimu. Sungguh. Jangan pernah tinggalkan aku ya." Lanjutnya, sembari memeluk tubuhku hangat.
"Iya. Aku janji." Aku pun tersenyum bahagia.

Aku yakin, di luar sana masih ada perempuan yang lebih cantik dari Victoria. Ya, banyak. Tapi aku juga yakin, tidak akan ada perempuan yang lebih indah darinya. Kecuali, ibuku. Aku percaya, di dunia ini masih ada perempuan cantik dan baik hati yang tidak melihat laki-laki hanya dari segi fisik dan hartanya saja. Ya, seperti Victoria. Walaupun aku tergolong dalam keluarga yang sederhana dan aku harus mengalami lumpuh seumur hidupku, tapi Victoria masih mau menemaniku di saat seperti ini.

Tuhan, jaga dia. Dia yang selalu aku selipkan namanya dalam setiap do'aku. Dia yang selalu ada disaat aku sedang senang maupun susah. Dia yang selalu memberikan warna pada setiap hari-hariku. Dan dia yang menjadi alasan aku tersenyum hingga saat ini. Kabulkan do'aku ya, Tuhan.