John Paul Patton (KPR). Foto oleh: Bayu Pradhana |
Rabu (5/4) kemarin sekitar pukul 8 malam, pintu masuk Eastern Promise, Kemang, Jakarta dipenuhi pemuda-pemuda yang mayoritas berkaos hitam. Mereka menunggu terbukanya pintu Eastern Promise, yang merupakan tempat penyelenggaraan acara Huruhara Vol. 3. Kali ini, Berita Angkasa dan Kelompok Penerbang Roket (KPR) mengajak sekelompok orang tua yang menamai diri sebagai Orkes Moral Pengantar Minum Racun (OM PMR). Sebuah band bergenre komedi, yang selalu bisa membuat penonton bergoyang dan ikut bernyanyi.
Sekitar pukul 20:40,
pintu Eastern Promise mulai dibuka seiring bertambahnya massa yang semakin
bertambah—padahal pada flyer dikatakan bahwa open gate dilakukan pukul 8 malam. Disengaja? Bisa saja, mengingat
orang Indonesia erat kaitannya dengan “jam karet”.
Si empunya acara pun
naik ke atas panggung satu-persatu ketika MC selesai dengan tugasnya. Dimulai
dari Viki (drum), lalu disusul Coki (bass/vokal), dan yang terakhir Rey
(gitar). Intro pun mulai berkumandang dan disusul lagu pamungkas pembangkit
amarah, “Anjing Jalanan”. Penonton mulai bergoyang kesana-kemari, melakukan stage diving, dan bernyanyi bersama.
Namun ada saja
kesalahan teknis yang terjadi tanpa diduga-duga. Tetiba saja gitar Rey mati ketika
lagu “Beringin Tua” baru saja dimulai. Dengan sigap, Coki dan Viki yang
mengetahui hal itu terpaksa ber-improvisasi sembari menunggu gitar Rey kembali hidup.
Selang beberapa lama, gitar kembali menyala dan KPR memulai kembali aksinya.
Lagu-lagu baru seperti “Loba”
dan “Berita Angkasa” ikut serta dalam setlist
mereka. Ada pula lagu yang jarang dan belum pernah mereka mainkan, seperti “Let’s
Us Dance” dari album kedua mereka yang bertajuk HAAI, dan “Jimi Hendrikoes” yang merupakan lagu eceran mereka dan
hanya tersedia dalam format kaset.
Seperti yang biasa
dilakukan di acara Huruhara, menjelang lagu terakhir, KPR dan band tamunya
harus bertukar satu lagu untuk dimainkan. Lagu “Malam Jum’at Kliwon” milik OM
PMR menjadi pilihan KPR dan dibawakan dengan gaya rock khas KPR. Penampilan pun
ditutup dengan lagu pamungkas lain dari album perdana Teriakan Bocah, “Mati Muda”.
Kini giliran Joni Iskandar
cs yang membawa kesenangan ke Eastern Promise. Membuka penampilan mereka
seperti biasa dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama, lalu disusul dengan lagu “Bintangku Bintangmu. Eastern Promise seketika menjadi tempat
dangdutan dengan panggung yang mulai diisi tidak hanya para personel OM PMR, melainkan juga beberapa penonton yang berada di
garda terdepan naik. Hal itu tentu membuat kesal beberapa penonton yang berada di barisan belakang dengan makian yang tertuju pada para penonton di atas panggung itu.
Tapi acara tetap berjalan lancar, meski ada saja penonton yang harus rela kehilangan
handphonenya.
Lagu “Dimana Merdeka” menjadi
pilihan OM PMR dan diubahnya menjadi versi dangdut khas mereka. Semua penonton menikmati
termasuk para personil KPR itu sendiri. Di penghujung penampilannya, lagu “Judul-Judulan”
menutup perjumpaan rock dan dangdut pada malam hari itu.
Sebuah malam yang
panjang dengan wajah puas dari para penonton yang hadir saat itu.
0 comments:
Post a Comment